Inti yang ditanyakan adalah:
1. Dengan membikin Islam Nusantara berarti menganggap Islam yang dulu (yang dibawa Rasul) salah.
2. Menyalahkan Islam yang dari Arab. Dengan menyalahkan Islam Arab berarti menyalahkan Rasul karena dari Arab.
Admin menjawab:
1. Kesalahan anda itu menganggap bahwa tambahan istilah "Nusantara" dalam "Islam Nusantara" itu nama agama baru. Padahal sudah dijelaskan berkali-kali, ribuan kali bahkan sampai kami berbusa-busa bahwa anggapan anda itu SALAH BESAR.
Ketahuilah bahwa tambahan istilah "Nusantara" dalam "Islam Nusantara" itu adalah ciri khas/khosois/kekhususan/identitas dan bukan paham baru, bukan aliran baru, bukan madzhab baru dan BUKAN AGAMA BARU.
Karena Islam Nusantara itu bukan agama baru maka Islam Nusantara itu merupakan penerus Islam yang dulu, Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Jadi Islam Nusantara tidak salah sebagaimana tidak salahnya Islam dulu, Islam yang dirisalahkan oleh Rasulullah SAW.
2. Terkait menyalahkan Islam dari Arab, begini penjelasannya:
Anda harus bisa membedakan antara Islam dan Arab. Islam itu nama agama yang diridloi Allah SWT (innaddina 'indallahil Islam). Arab adalah suatu wilayah di daerah Timur Tengah sana. Dalam hal inipun harus bisa dibedakan antara Arab suku, Arab ras, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Pengetahuan anda terkait perbedaan ragam Arab ini penting karena terkait dengan pemahaman Islam Nusantara.
Rasulullah SAW memang dari Arab, lebih spesifik Arab Saudi. Karena Rasul dilahirkan dan hidup di Arab maka tak akan terlepas dari budaya, tradisi dan adat istiadat Arab. Jadi jika Rasul menggunakan budaya Arab, ya wajar karena hari-harinya berinteraksi dengan masyarakat Arab. Tradisi pakaian, cara makan dan sebagainya itu tradisi Arab. Jika Rasul itu dari Arab, apakah Arab itu Rasul atau apakah Arab itu Islam atau apakah yang dari Arab itu pasti benar? Jawabnya adalah TIDAK. Karena di Arab juga ada orang nakal, ada orang maksiat dan kejahatan lainnya. Jadi menyalahkan Arab, menyalahkan sesuatu yang berasal dari Arab maka belum tentu menyalahkan Rasul.
Bahwa Islam itu berasal dari Arab, memang iya. Namun jika SAAT INI Arab dijadikan rujukan dalam ber-Islam, tunggu dulu. Karena Islam Arab saat ini berbeda dengan Islam Arab jam dulu. "Arab now is defferent from Arab old".
Arab now berpaham Wahabi. Paham Wahabi ini resmi jadi madzhab negara saat suksesi pemerintahan dari Syarief Husein ke Ibnu Saud (yang akhirnya menjadi nama negara, Saudi) yang bekerja sama dengan Muhammad bin Abdul Wahab (pendiri ajaran Wahabi), dengan cara "pemberontakan".
"Perkawinan" antara politisi (Ibnu Saud) dengan agamawan ( Muhammad bin Abdul Wahab) inilah akhirnya melahirkan negara Kerajaan Arab Saudi dengan paham resmi negara "madzhab wahabi". Jadi paham keagamaan Arab terdiri dari dua fase:
Pertama fase Sunni, dari Rasulullah SAW sampai Syarief Husein.
Kedua fase Wahabi, dari Raja Saud sampai saat ini.
Jadi Arab layak dijadikan rujukan Islam itu saat era sebelum Raja Ibnu Saud (karena saat itu pahamnya Sunni/Aswaja), namun sejak Ibnu Saud sampai saat ini pahamnya Wahabi sehingga tidak layak dijadikan rujukan dalam keislaman.
Jelaslah sekarang bahwa mengapa perlu Islam itu perlu di kasih istilah Nusantara? Karena ingin membedakan Islam yang berbau Wahabi wa akhawatuha. Yang mana corak wahabi itu keras dan monopoli kebenaran. Sehingga wahabi wa akhawatuha selalu mengklaim sebagai Islam, mereka memframe dan mengopinikan bahwa Islam itu ya Wahabi dan Wahabi itu ya Islam. Sehingga orang akan melihat itu keras karena direpresentasikan Wahabi.
Padahal Islam yang sebenarnya itu ramah, rahmah, toleran dan rahmatam lil alamin. Dan itu direpresentasikan dengan Islam Nusantara. (asmed)
Komentar
Posting Komentar